Majelis ta’lim kwitang didirikan habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi sekitar satu abad yang lalu dan sampai kini tetap dikunjungi masyarakat se-jabodetabek . Tiap Ahad pagi, majelis itu sihadiri sekitar 20 ribu sampai 30 ribu kaum muslimin dan muslimat.
Bulan Ramadhan, tepatnya pada malam ke-25, di kwitang diselenggarakan khataman Al-quran dalam shalat Tarawih, yang juga di hadiri puluhan ribu jama’ah. klimaksnya, pada bulan maulid, yaitu saat peringantan Maulid Nabi SAW, kampung Kwitang seakan menjadi lautan manusia.
Habib Ali wafat tahun 1968 dalam usia 102 tahun, dan dimakamkan di samping masjid Ar-Riyadh yang dibangunnya. Selama hidupnya, ia telah menyelenggarakan acara Maulid Nabi di Kwitang selama 51 kali tanpa henti. Sedangkan putranya, Habib Muhammad (w.1993), 26 kali. Tahun ini, untuk yang 16 kalinya, acara Maulid Nabi di Kwitang dipimpin oleh Habib Abdurrahman, cucu Habib Ali. Jadi, acara Maulid Nabi di Kwitang tahun ini telah berusia 93 tahu, melanjutkan tradisi Maulid Nabi akhir kamis yang digagas Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi seiwun, penyusun kitab simthud durar, yang juga guru Habib Ali Kwitang.
Rangkaian acara Maulid di Kwitang ditandai dengan ziara ke makam Habib Ali pada malam kamis. Esoknya, selepas ashar, berlangsung peringantan Maulid hingga manjelang Magrib, dengan hidangan nasi kebuli di penghujung acara bagi para tamu Rasullullah SAW yang hadir. Malamnya, diadakan hiburan gambus, yang juga telah jadi tradisi sejak Habib Ali masih hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar